Jumat, 19 Maret 2010

Info Olahraga

DPR-RI Panggil Pengurus PSSI


Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil pengurus PSSI untuk mengurai persoalan tim sepakbola nasional, termasuk prestasinya yang terus terpuruk. Karena itu, DPR segera menjadwalkan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi X DPR RI Utut Adianto dalam diskusi terbatas ‘Selamatkan Indonesia ’ di kantor ICW, Jakarta , kemarin. Menurutnya, RDP bakal diselenggarakan paling cepat April mendatang.

“Sepakbola merupakan hajat orang banyak. Saya akan menjadwalkan agar Komisi X bisa menggelar RDP dengan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Kegiatan ini akan dilaksanakan paling cepat April nanti, atau setelah DPR reses. Kami ingin tahu apa penyebab krisis yang terjadi sehingga sepakbola nasional terpuruk,” kata Utut.

Selain Utut yang juga seorang atlet nasional catur, hadir juga wartawan senior Budiarto Shambazy dan Ketua Save Our Soccer (SOS) Isfahani. Utut menambahkan, RDP juga akan menindaklanjuti hasil Kongres Sepakbola Nasional (KSN) di Malang , Jawa Timur, pada 30-31 Maret mendatang.

“RDP nanti masih ada benang merahnya dengan KSN di Malang yang dicetuskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, saya menganjurkan KSN memberikan rekomendasi yang kuat dan tajam agar PSSI tidak bisa mengelak lagi untuk membenahi krisis yang sedang terjadi. Saya juga menganjurkan KSN memberikan rekomendasi kepada DPR sehingga saat RDP dengan PSSI kami fokus mengajukan pertanyaan dan memberikan rekomendasi,” ujarnya.

Budiarto Shambazy yang juga dosen Universitas Indonesia itu, mengatakan, Presiden Susilo seharusnya meniru cara-cara mantan Presiden Soeharto dalam menurunkan Nurdin Halid dari posisinya sebagai Ketua Umum PSSI.

Soeharto, kata Budiarto, kala itu menurunkan Ali Sadikin dari jabatan Ketua Umum PSSI karena masuk keanggotaan Petisi 50. “Almarhum Presiden Suharto pernah memanggil Ali Sadikin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PSSI karena ikut gerakan Petisi 50. Beliau mendesak agar Ali meletakkan jabatan dan hal itu dituruti yang bersangkutan,” kata Budiarto.

“Saya pikir cara ini bisa ditiru Presiden Soesilo untuk mendesak Nurdin Halid melepaskan jabatannya. Setelah memanggil Nurdin, Presiden harus segera menggelar konferensi pers dan menjelaskan kepada wartawan apa saja isi pembicaraan tersebut. Saat itu penurunan Ali Sadikin sangat kental nuansa politisnya. Sedangkan sekarang, Nurdin harus keluar dari PSSI karena faktor moral yakni menurunnya prestasi sepakbola di semua level,” katanya.

Pos Kota, 17 Maret 2010

Tidak ada komentar: