Rabu, 24 Maret 2010

Info Olahraga

Akar Masalah Itu Berawal di PSSI

Tekad membenahi krisis prestasi sepak bola dicanangkan pemerintah dengan menggelar sarasehan nasional di Malang, medio Maret. Sasarannya, mencari akar masalah sepak bola negeri ini dan menemukan solusinya. Bagi banyak kalangan, akar masalah itu adalah pengurus PSSI.

Demikian dikemukakan beberapa tokoh lintas sektoral yang juga penggemar sepak bola saat dihubungi Sabtu (6/2). Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, yang juga penggemar dan kolumnis sepak bola, tegas menyebut masalah paceklik prestasi sepak bola Indonesia terkait kepemimpinan di PSSI.

”Krisis sepak bola kita banyak terkait dengan krisis kepemimpinan PSSI yang tersandera Nurdin Halid. Seharusnya kepemimpinan PSSI lebih didasarkan prestasi dan etik daripada refleksi egoisme pribadi,” tuturnya.

”Akibatnya, moral dan disiplin para pemain jadi rendah, para penonton jadi brutal,” lanjut Azyumardi. ”Potensi sepak bola Indonesia sangat besar, sejak dari bibit-bibit melimpah sampai kepada para penonton yang antusias. Tinggal membenahi kepemimpinan, etik, moralitas, etos prestasi demi martabat bangsa. Lagi-lagi kuncinya pada kepemimpinan moral di PSSI.”

Hal senada dilontarkan Taufik Yudi Mulyanto, mantan Dekan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Jakarta. Menurut dia, untuk memiliki tim nasional dengan prestasi internasional harus ditopang para pembina organisasi yang profesional.

”Sebab, tanpa pengurus PSSI yang ditangani pengurus profesional, sudah pasti prestasi dan kompetisi kita juga tidak akan berprestasi internasional. Apalagi bila pengurusnya sudah tidak profesional,” ujar Yudi, yang juga mantan Kepala Dinas Olahraga DKI Jakarta.

Itu sebabnya, kata Yudi, PSSI perlu memperbarui diri dengan menghadirkan pengurus yang kuat. Tidak hanya kuat dalam jaringan, tetapi juga kuat keinginannya untuk belajar. Apabila pengurus memiliki keinginan untuk belajar membuat organisasi terbaik, lanjut Yudi, mereka bisa mengangkat prestasi tim nasional di level internasional.

Krisis prestasi timnas membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono miris dan meminta agar digelar forum sarasehan nasional yang dihadiri semua stakeholder sepak bola negeri ini. Ia mencanangkan target dalam rentang 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun ke depan agar Indonesia berjaya di ASEAN, lalu masuk jajaran top Asia, dan setelah itu lolos ke Piala Dunia.

Tanggung jawab PSSI

Menurut Yudi, tentu tanggung jawab keterpurukan prestasi sepak bola nasional pada saat ini harus dipertanggungjawabkan PSSI kepada masyarakat. ”Sekalipun dalam setiap musyawarah nasional hal tersebut disuarakan oleh perserikatan dan pengurus klub yang ada di Indonesia,” kata Yudi, yang kini Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Anggota Komisi X DPR, Utut Adianto, juga melihat semua hasil buruk yang diraih timnas adalah tanggung jawab pengurus PSSI. ”Saya sangat prihatin dengan prestasi tim nasional kita, terutama saat dikalahkan Laos di SEA Games 2009,” ujar pecatur bergelar grandmaster itu.

Utut menjelaskan, terpuruknya tim nasional karena selama ini dilatih tanpa konsep yang jelas. ”Tim kita dilatih tanpa berkesinambungan, tanpa konsep pembinaan utuh,” katanya. Ia mencontohkan Belanda yang ketika menerapkan total football, konsep pembinaan secara utuh diarahkan untuk mendukung hal tersebut.

Ketua Umum PSSI Nurdin Halid telah mengakui kegagalannya mendatangkan prestasi timnas. Namun, dalam jumpa pers di Kantor Menko Kesra, Jumat, ia menolak mundur dari jabatannya.

Kompas, 7 Februari 2010

Tidak ada komentar: