Prihatin dengan suasana kebangsaan, para mantan petinggi militer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Purnawirawan TNI/Polri mendatangi pimpinan MPR di Senayan, Jakarta (25/8).
Ketua MPR Taufiq Kiemas dan wakilnya, Melani Leimena Suharli, menemui sendiri 17 orang purnawirawan yang diketuai Jenderal (Purn) Try Sutrisno di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (25/8).
Sekjen Forum, Letjen (Purn) Syaiful Sulun, dalam pertemuan itu menyatakan kalau para purnawirawan berpendapat bahwa selama 65 tahun Indonesia merdeka, rakyat bangsa ini belum menikmati arti kemerdekaan sesungguhnya.
"Rakyat semakin menderita, semakin miskin dan semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan. Jumlah orang miskin semakin besar, angka pengangguran terus bertambah, sementara para pemimpin kurang amanah, tidak hiraukan nasib rakyat, bahkan bergeming ketika kedaulatana negara diinjak bangsa lain," ujar Syaiful dalam pernyataan yang diserahkan kepada MPR.
Para purnawirawan menilai pemerintahan SBY-Boediono amat lamban dan peragu. Koalisi partai-partai politik pendukung pemerintah yang dibangun bukan untuk stabilitas tapi sekadar menjaga harmoni dan menghindari konflik.
Menurut mereka, yang menjadi penyebab semua persoalan di atas adalah para pemimpin negeri ini sudah jauh dari gambaran tentang kemerdekaan yang diamanatkan UUD 45. Pemerintah juga mengkhianati founding fathers yang menghendaki negara RI dibangun di atas dasar paham Pancasila, bukan liberalisme, komunisme dan bukan pula paham agama.
Mereka juga berpendapat, euforia reformasi telah menjungkirbalikkan pemahaman dan keadaaan Pancasila sehingga Pancasila tak dianggap lagi sebagai ideologi yang mampu menjawab tantangan masa depan, bahkan dinilai usang dan kuno.
Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri terdiri dari Dewan Harian Nasional 45, Legiun Veteran RI, Persatuan Purnawirawan ABRI, Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat, Barisan Nasional, Gerakan Jalan Lurus, Paguyuban Mantan Anggota DPR-RI, Yayasan Jati Diri Bangsa dan Nusantara Institute.