Rabu, 31 Maret 2010

Info Pendidikan

Dugaan Kebocoran Soal Meluas




Rumor dan dugaan kebocoran soal
ujian masih beredar pada hari kedua pelaksanaan ujian nasional di sejumlah daerah, Selasa (23/3). Bahkan, siswa-siswa sebuah sekolah di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, selesai mengerjakan soal dalam waktu 15 menit.
Di Jakarta, laporan dugaan kebocoran soal disampaikan ke Lembaga Bantuan Hukum. Sementara daerah lain yang diwarn
ai dugaan kebocoran soal, yaitu di Medan (Sumatera Utara), dan di Brebes (Jawa Tengah) —kebocoran soal diduga terjadi di empat SMA dan empat SMK.
Dugaan kebocoran soal di Brebes langsung dibantah pihak sekolah, Tim Pemantau Independen (TPI), dan dinas pendidikan setempat. Wakil Ketua Panitia Ujian Nasional Kabupaten Brebes Slamet Sunarto mengatakan, kebocoran soal sulit terjadi karena pengawasan dilakukan dengan sistem silang dan berlapis. ”Dari pengawas ruang, pengawas satuan pendidikan, dan TPI,” kata Slamet Sunarto.
Pada kejadian di Way Kanan di mana siswa hanya butuh 15 menit menyelesaikan soal, Sekretaris Jenderal Forum Martabat Guru Indonesia Lampung Gino Vanolli menyatakan, kasus ini sedang diinvestigasi.
”Kecurigaan muncul karena dilaporkan siswa-siswa menyelesaikan seluruh soal dalam 15 menit,” ujarnya saat dihubungi di Bandar Lampung. Dia menolak menyebutkan identitas dua sekolah itu. ”Kami berkoordinasi dengan Polres Way Kanan dan intelijen untuk menangkap langsung pas kejadian,” ujarnya.
Dugaan kebocoran soal di Medan diduga terjadi di dua sekolah, yaitu SMA Negeri 2 dan SMA Indrapura. Pada hari pertama, pengawas menemukan dua siswa SMA Negeri 2 Medan membawa kunci jawaban. Mereka tetap boleh ikut ujian. ”Soal pidana kebocoran soal itu urusan polisi,” ujar Koordinator Pengawas Ujian Nasional Medan Abdul Hamid.
Guna membuktikan dugaan kebocoran soal di Medan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Medan saat ini memindai lembar jawaban soal ujian nasional hari pertama—mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Diinvestigasi
Ketua BSNP Djemari Mardapi kepada wartawan di Jakarta mengatakan, lembar jawaban soal di Sumatera Utara, terutama di dua sekolah itu, sedang dipindai.
”Kami menunggu hasil pindaian yang nanti dianalisis di Jakarta.” Menurut dia, jika ditemukan pola-pola sistematik pada lembar jawaban berarti dugaan kebocoran soal terbukti. Namun, jika jawaban peserta ujian tidak sistematik atau acak, berarti dugaan tidak terbukti. Jika terbukti, ujian akan diulang khusus daerah terkait.
”Semua harus diteliti dulu. Jawaban yang sistematik bisa dilihat dari kesamaan jawaban dan kesamaan kesalahan pada lembar jawaban,” ujarnya.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Nugaan Yulia Wardhani mengingatkan, ujian ulangan untuk kasus-kasus khusus, seperti kebocoran soal itu belum diputuskan pemerintah. Waktu pelaksanaan belum bisa dipastikan karena masih tahap penyelidikan. ”Belum diatur karena sifatnya kasus. Yang jelas tidak bisa disebut ujian susulan atau ujian ulangan karena beda. Susulan hanya untuk yang tidak mengikuti ujian utama sedang ujian ulangan hanya untuk yang tidak lulus di ujian utama,” kata Wardhani.
Sementara di Jakarta, menurut Ketua LBH Jakarta Nurkholis Hidayat, dugaan kebocoran terjadi di SMA yang ada di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. ”Ada empat laporan tertulis,” ujar Nurkholis.
Modus pembocoran umumnya melibatkan guru di sekolah itu. Ada pula modus pembocoran dengan cara menyuruh siswa datang terlambat. Saat pengarahan siswa itu sekitar 30 menit oleh guru sekolah, saat itulah terjadi pembocoran soal.
”Kami akan mengadvokasi kasus kebocoran soal ini dan melaporkannya ke Kementerian Pendidikan Nasional,” kata Nurkholis.
Beredar SMS jawaban
Di sejumlah daerah marak laporan adanya layanan pesan singkat (SMS) berisi jawaban soal ujian. Di Kulon Progo, DI Yogyakarta, sejumlah peserta ujian mengaku menerima SMS berisi jawaban soal Bahasa Inggris, Selasa (23/3) malam. ”Saya tak tahu siapa pengirimnya, tapi saya teruskan ke teman-teman karena sudah kesepakatan,” ujar siswa yang tak mau disebut namanya. Juga ada SMS untuk soal ujian yang akan datang, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.
Koordinator Panitia Pelaksana UN Provinsi DI Yogyakarta, Baskara Aji mengaku menerima laporan tentang itu. Dia mengatakan, hasil pemeriksaan tentang itu maksimal dua hari.
Di Bandung juga beredar kunci jawaban melalui SMS. Namun, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Markoji sedari awal, yakin kunci jawaban itu tidak benar karena kunci jawaban dipegang di Kementerian Pendidikan Nasional.
Selalu terjadi
Dugaan kebocoran soal, kata Wardhani, selalu terjadi dari tahun ke tahun. Untuk menangani berbagai pelanggaran dan dugaan itu, kementerian membentuk tim khusus untuk menelusuri dan meneliti kesalahan atau pelanggaran pelaksanaan ujian.
”Tim khusus itu bertugas meneliti seberapa jauh penyimpangan yang terjadi,” kata Wardhani. Menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, pemerintah terbuka untuk terus melakukan evaluasi kebijakan ujian nasional.
Pada hari pertama pelaksanaan UN, Posko UN mendapatkan 417 laporan, sebagian besar terkait kebocoran soal. Dugaan kebocoran soal ditemui BSNP di daerah Pidie, Aceh, dan Semarang. Setelah ditelusuri, dilaporkan bahwa dugaan itu tidak benar. Pada hari kedua Posko UN menerima 1.090 laporan, sebagian besar juga dugaan kebocoran soal.
(Kompas.com)

Tidak ada komentar: