Rabu, 16 Desember 2009

Info SEA Games Laos

Baru Dua Atlet Cetak Rekor

HINGGA hari keenam pelaksanaan pesta olahraga antarbangsa se-Asia Tenggara, tercatat 43 pemecahan rekor SEA Games (SEAG). Dari sejumlah rekor tersebut, ternyata Indonesia baru menempatkan dua atlet yang memberikan sumbangsih untuk tercatat dalam sejarah SEAG sebagai pemecah rekor.
Sprinter Suryo Agung Wibowo mencetak rekor baru SEAG lewat nomor lari 100 meter putra, la mencatat waktu 10,17 detik sekaligus menajamkan rekor sebelumnya atas namanya sendiri 10,25 detik yang dibuat di SEAG XXIV Nakhon Rat-chasima. Thailand, 2007.
Sebelumnya cabang angkat besi lewat Eko Yuli Irawan me rmahkan rekor milik Gustar Juniarto dalam kelas 62 kg yang ditorehkan di SEAG XXIII Hanoi. Tiga rekor milik Gustar itu dari total angkatan, clean and jerk dan snatch. Indonesia menurunkan 515 atlet yang berlaga di 22 dari 25 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Hingga pukul 17.00 WIB berdasarkan laman daring resmi panitia SEAG www.laoseagames2OO9.com, Singapura masih menjadi negara yang paling banyak menorehkan 12 rekor dari menembak (2 rekor) dan renang (10). Thailand menempati posisi berikutnya dengan 10 rekor dari atletik (3), menembak (4), renang (3).Kemudian Malaysia tujuh rekor dari menembak (1) dan renang (6). Vietnam empat rekor menembak. Filipina empat rekor dari atletik (1) dan renang (3). Indonesia bersama Laos dan Myanmar sama-sama mencetak dua rekor.
Cabang menembak dan renang memang menjadi primadona pengumpulan medali dalam kegiatan multiajang seperti SEAG, Asian Games, dan Olimpiade. Dengan fakta yang muncul seperti itu, tidak terlalu salah jika kemudian Menpora Andi Mallarangeng dalam berbagai kesempatan menyebutkan bakal lebih fokus dalam pembinaan olahraga individual.
Hasil yang diraih dari nomor perseorangan tersebut jaqh lebih memungkinkan. "Ke depan kita bakal lebih fokus dalam pembinaan olahraga individual. Karena potensi mencatat prestasi yang lebih bagus," ujar Andi, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, angkat besi menjadi cabang dengan sumbangan medali terbanyak buat Indonesia, yaitu 5 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Para lifter tersebut
adalah Jadi Setiadi di kelas 56 kg, Eko Yuli Irawan (62 kg), Triyatno (69 kg) di bagian putra. Di putri Lisa Rumbewas (58 kg) dan Okta Dwi Pramita (63, kg). Tambahan perak diberikan Sinta Darmariani di kelas 69 kg dan perunggu dipetik Noviyanti (68 kg).
Kesuksesan itu membuat PB PABBSI berhasil melampaui target yang dibebankan. Dari empat emas yang dibidik, mereka sukses meraup lima emas. Itulah yang sempat dikatakan Ketua Umum PB PABBSI Adang Daradjarun kepada Media lndo-nesia sebelum keberangkatan ke Laos. "Kami akan buat kejutan di sana. Lihat saja nanti," tegasnya.
DPR bereaksi
Sementara itu, Komisi X DPR-RI akan memanggil Menpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan PB PAS1 berkaitan dengan tidak bisa tampilnya tiga atlet atletik, yakni Agus Prayogo, Djauhari Djohar, dan Sherafl, di nomor spesialis lari jarak menengah.
"Kita akan panggil Menpora, KOI, dan PB PASI untuk meminta penjelasan mengapa mereka tidak bisa tampil di nomor spesialisnya. Padahal, sudah jelas-jelas berpeluang merebut medali emas," ujar anggota Fraksi PDIP Utut Adianto di sela-sela kunjungan ke arena pencak silat dan wushu di Gedung Lao ITTEC, Vientiane, kemarin.
Mereka tidak diperkenankan tampil di nomor spesialisnya itu akibat nama mereka tidak terdaftar sebagai peserta. Pihak KOI melalui Wakil Chef de Mission Djoko Pramono menuding itu merupakan kesalahan PB PASI. "Bukan hanya PB PASI yang bertanggung jawab. KOI juga tidak boleh cuci tangan sebab KOI merupakan pintu terakhir untuk mengecek kebenaran dari usulan setiap induk-induk organisasi," kecam JEW Gosal, mantan anggota Bidang Pembinaan KONI Pusat.
Sumber : Media Indonesia, 15 Desember 2009

Tidak ada komentar: