Selasa, 20 April 2010

Info Olahraga

Bedah Buku Visi 2020 Sepakbola Indonesia
Diperlukan Kemauan Politik Pemerintah
Apresiasi dan kemauan politik yang tinggi dari pemerintah sangat diperlukan guna meningkatkan prestasi tim nasional Indonesia di tingkatan regional maupun internasional. Dukungan dapat dilakukan dengan membangun infrastuktur yang baik. Selain itu pemerintah harus meyakini prestasi sepakbola nasional dapat mengangkat citra Indonesia di mata internasional.Demikian salah satu benang merah dalam diskusi dan bedah buku ‘Visi Indonesia 2020, Membangun Sepakbola Modern Menuju Industri Sepakbola dan Pentas Dunia’ yang digelar di Gedung Pusat Niaga Arena Pekan Raya Jakarta, Senin (19/4). Buku setebal 349 halaman tersebut merupakan karangan Ketua Umum Persatuan sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid.Hadir sebagai pembicara, Rektor Universitas Pelita Harapan Jakarta Tjipta Lesmana, budayawan Mudji Sutrisno, tokoh sepakbola Makassar Idris Pataray, pemerhati olahraga Norman. Lalu wartawan senior Metro TV Soeryopratomo, Pemimpin Redaksi Tabloid Bola Ian Situmorang, dan Servatius Pandur.Selain para pembicara, acara bedah buku itu juga dihadiri utusan dari berbagai Pengprov PSSI, peserta workshop Badan Liga Amatir Indonesia PSSI dari klub Divisi I dan Divisi II, serta kalangan wartawan.“Jajaran pengurus PSSI harus mampu meyakinkan pemerintah bahwa sepakbola kita sesungguhnya benar-benar mampu menuai prestasi di level yang lebih tinggi,’’ ujar Tjipta Lesamana.Dikatakan, pemikiran kreatif Nurdin yang tertuang dalam buku tidak mudah diimplementasikan tanpa disiplin dan penegakan hukum. Penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu, termasuk di internal PSSI.Buku ‘Visi Indonesia 2020, Membangun Sepakbola Modern Menuju Industri Sepakbola dan Pentas Dunia’ menurutnya merupakan cerminan kompleksitas permasalahan persepakbolaan nasional, asumsi serta alternatif solusi dari berbagai persoalan tersebut. Dana Besar Sementara Nurdin Halid dalam sambutannya mengemukakan dukungan pemerintah untuk pengembangan sepakbola kini belum maksimal. Di lain sisi, dana yang dibutuhkan sangat besar.Buku yang ditulis Nurdin, sebelumnya telah dibagikan dalam penyelenggaraan Kongres Sepakbola Nasional di Malang beberapa waktu lalu. Saat itu Nurdin meminta buku itu dibedah secara khusus oleh berbagai kalangan dengan latar belakang keilmuan yang berbeda.‘’Agar kita benar-benar memperoleh gambaran yang lebih obyektif dari kompleksitas permasalahan persepakbolan nasional ini, serta alternatif solusi atau gambaran penyelesaian persoalan sepakbola itu sendiri,’’ tutur Nurdin.Pembicara lainnya, Ian Situmorang menyatakan, ‘’Saya pikir pengurus PSSI ini centre of excellence, karena mampu membuat sebuah konsep yang luar biasa bagus. Hanya memang masih harus dipertanyakan bagaimana dalam pelaksanaannya nanti.’’Sedangkan Soeryopratomo mengatakan, publik kini menunggu aksi PSSI yang lebih tegas dan jelas. Visi menurutnya harus diikuti dengan aksi. Sementara Idris Pataray menyatakan, berbagai persolan sepakbola harus dipecahkan bersama.
Suara Merdeka, 20 April 2010

Tidak ada komentar: