Kesadaran orangtua anak penyandang tunagrahita untuk memperkenalkan anaknya dengan kegiatan olahraga masih tergolong rendah. Dari sekitar 6,5 juta anak penyandang tunagrahita, baru sekitar 45.000 yang aktif diikutkan dalam kegiatan olahraga.
”Orangtua masih cenderung menyembunyikan anak tunagrahita karena malu. Padahal sikap itu akan membuat anak menjadi semakin tak produktif,” kata Ketua Pengurus Pusat Special Olimpics Indonesia (SOIna) dr Pudji Astuti, Minggu (13/6) di sela-sela acara pawai obor yang diikuti atlet dan duta Pekan Olahraga Nasional SOIna di Jakarta.
Padahal, kata Pudji, berolahraga secara teratur akan membuat anak menjadi lebih sehat dan bugar. Olahraga juga dapat membuat anak kian disiplin, mandiri, dan mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
”Dengan begitu, mereka dapat lebih percaya diri. Sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh anak tunagrahita,” tutur Pudji.
Untuk menampung minat olahraga penyandang tunagrahita, SOIna sejak beberapa tahun terakhir menggelar Pornas SOIna. Tahun ini pornas akan digelar pada 25-29 Juni di GOR Ragunan dan Britama Sportmall, Kelapa Gading, Jakarta.
Ada tujuh cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu bulu tangkis, tenis, tenis meja, sepak bola, basket, renang, dan
Kompas, 14 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar