Senin, 22 Februari 2010

Info Olahraga

Perampingan “Host” SEA Games 2011


Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo urung menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI, Senin (15/2), di Gedung DPR/MPR Jakarta untuk membicarakan perihal SEA Games 2011 yang akan digelar di Indonesia.
Pasalnya, Foke, sapaan Fauzi Bowo, pada hari yang sama harus memenuhi undangan Komisi V membahas masalah banjir.
Dia pun mengutus Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov DKI Eff endy Anas. Empat gubernur yang wilayahnya ditunjuk KON (Komite Olahraga Nasional) sebagai lokasi pelaksanaan SEA Games 2011, diminta kehadirannya.
Kecuali Foke, tiga gubernur lainnya datang, yakni Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
Dalam pembicaraan dengan Komisi X, ada usulan tentang pengurangan jumlah lokasi perhelatan SEA Games 2011.
Salah satu pendapat dikemukakan anggota Komisi X Utut Adianto yang tak asing lagi sebagai Grand Master International (GMI) Catur.
“Saya mengusulkan agar SEA Games digelar di tiga provinsi saja, minus DKI. Pertimbangannya untuk mengurangi anggaran dan Jakarta sudah terlalu sering menjadi tuan rumah multievent. Mulai dari SEA Games 1977, 1987, 1997, serta PON berturutturut sejak 1973-1996,” papar Utut di Jakarta, Kamis (18/2).
Pertimbangan lainnya, menurut Utut, karena kurangnya antusiasme warga Jakarta. Hal itu dipicu menurunnya prestasi olah raga Indonesia sendiri sehingga warga ibu kota condong mengikuti perkembangan olah raga internasional.
”Orang-orang di Jakarta lebih ingin teratasinya dua masalah, yaitu kemacetan dan banjir,” ucap Utut. Sesama anggota Komisi X, Primus Yustisio, bahkan mengemukakan agar lokasi SEA Games 2011 hanya satu provinsi saja, dan Sumsel menjadi pilihan terbaik, karena masih terawatnya sarana yang digunakan pada PON 2004.
Tanpa APBD Pemprov Sumsel juga membangun fasilitas penunjang untuk SEA Games. “Kelebihan lainnya, mereka tidak menggunakan dana APBD, tapi dari gotong-royong masyarakat bisnis melalui CSR (corporate social responsibility),” sebut Utut.
Sumsel hanya meminta tambahan dana APBN senilai 416 miliar rupiah untuk membangun wisma atlet yang dapat menampung 4.000 orang. Lain halnya dengan Jateng, misalnya, yang mengambil dana APBD senilai 50 miliar rupiah dan membutuhkan 274 miliar rupiah dari APBN.
Jabar mengajukan 270 miliar rupiah dari APBN, sedangkan DKI belum menyebutkan besarannya. Pemerintah pusat telah menyiapkan 300 miliar rupiah dan butuh tambahan 1,5 triliun rupiah untuk SEA Games 2011.
Perinciannya adalah untuk sarana 300 miliar rupiah, prasarana 200 miliar rupiah, persiapan keberangkatan tim Indonesia 75 miliar rupiah, persiapan tim Indonesia 500 miliar rupiah, dan penyelenggaraan 500 miliar rupiah.
Penunjukan tuan rumah tunggal untuk pelaksanaan SEA Games tahun depan itu dipercaya akan lebih efektif.
“Kemeriahan dan spirit multievent juga lebih terasa. Begitu pula kebersamaan dan warisan terbesar olah raga yaitu persahabatan,” cetus Utut.
KON sebelumnya menetapkan empat provinsi penyelenggara karena ingin memberikan kesempatan bagi daerah di luar Jakarta demi perkembangan olah raga nasional.
Dari 37 cabang olah raga (cabor) yang akan dipertandingkan, 12 cabor dipusatkan di DKI, Jabar 11, Sumsel delapan, dan Jateng enam.
Koran Jakarta, 19 Februari 2010

Tidak ada komentar: