Rabu, 03 Februari 2010

Info Olahraga

ASIAN GAMES
Catur Sewa Ruslan Scherbakov


Agar persiapan atlet catur ke Asian Games 2010 tidak terkendala, Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia memilih untuk mengeluarkan dana dari kantong sendiri terlebih dulu meskipun usulan anggaran telah diajukan ke KONI. Dana yang dikeluarkan antara lain digunakan untuk menyewa pelatih catur dari Rusia, Ruslan Scherbakov.
Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem, Selasa (2/2) di Jakarta, jika harus menunggu dana, latihan untuk dua pecatur ke Asian Games, GMW Irene Kharisma Sukandar dan GM Susanto Megaranto, akan terbengkalai. Sebab, proses menyewa pelatih harus dilakukan jauh hari. Scherbakov akan datang ke Indonesia pada 20 Februari 2010.
”Untuk melatih Irene dan Susanto, Scherbakov dibayar 3.000 euro (Rp 39 juta) sebulan hingga bulan Mei 2010. Jumlah itu belum termasuk akomodasi dan transportasi selama di Indonesia,” ujar Kristianus.
Selama dilatih Scherbakov, Irene dan Susanto juga akan mengikuti uji coba di Kuala Lumpur Open dan Kejuaraan Asia Perorangan di Filipina.
Bulan Mei, Irene dan Susanto akan berangkat ke Odessa, Ukraina, belajar kepada pelatih Vladimir Tukmakov yang dibayar 3.500 euro (Rp 46 juta) sebulan. Keduanya akan mengikuti beberapa turnamen di Eropa sebagai ajang uji coba sebelum bertolak ke Guangzhou, China, November 2010.
”Diharapkan keduanya sudah menjadi Irene dan Susanto yang lain,” kata Kristianus.
Scherbakov dan Tukmakov termasuk dua pelatih andal. Scherbakov telah beberapa kali mengantarkan pecatur Rusia menjadi juara dunia. Dia pernah tinggal dua tahun di India dan membawa tim India menjadi tim catur kuat di dunia. Adapun Tukmakov pernah mengantarkan Ukraina menjadi juara dunia.
”Diharapkan salah satu dari dua pelatih ini nanti juga ikut ke Asian Games karena dia akan menganalisis bagaimana situasinya. Catur itu sangat dipengaruhi oleh keadaan waktu itu. Sedikit saja konsentrasi goyah, atau hati tidak enak, bisa hancur. Pecatur memang harus ditempel pelatihnya,” ujar Kristianus.
Untuk kategori perorangan, kompetisi catur di Asian Games memang berat. Ini karena pecatur hanya akan bertanding satu kali melawan satu negara. Misalnya, Irene melawan pecatur China sekali, lalu dengan pecatur India sekali. ”Jadi, kalau kalah ya sudah, tamat,” ujarnya.
Untuk catur beregu, Indonesia belum memiliki tim yang tangguh. ”Kalau beregu sudah pasti tidak punya kesempatan, sangat berat,” kata Kristianus lagi.
Ia menambahkan, pelatih catur Indonesia saat ini lebih untuk lawan bermain. Ini berbeda dengan tugas pelatih dunia yang juga meriset, mencari data, dan terus mengantisipasi berbagai langkah.
Kendati demikian, Percasi tidak memasang target memperoleh medali. ”Di atas kertas, kami tidak bisa janji apa-apa. Namun, kalau peluang medali akan tetap ada,” ujar Kristianus.
Tiga atlet panahan
Sementara itu, Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) berencana mengirimkan tiga atletnya ke Asian Games, yakni Rina Dewi Puspitasari, Dewi Yuliana, dan Novia Nuraini.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Perpani Leane Suniar Manurung, Selasa, mengatakan, ketiga atlet itu merupakan penyumbang medali emas pada SEA Games 2009 Laos sehingga berhak untuk diikutkan dalam pemusatan latihan yang rencananya digelar pada Agustus mendatang di Korea Selatan. ”Namun, kami belum dapat menargetkan medali untuk Asian Games ini,” kata Leane di Jakarta.
Menurut Leane, penyusunan program latihan untuk cabang panahan menjelang Asian Games akan dilakukan setelah Musyawarah Nasional PB Perpani pada 18-19 Februari di Jakarta.
Hingga kini PB Perpani juga belum memiliki sumber dana untuk program latihan para atlet Asian Games tersebut. ”Kami masih menunggu kucuran dana dari KONI. Selama ini, atlet hanya latihan sendiri,” ujarnya.
Kompas, 3 Februari 2010

Tidak ada komentar: