Senin, 16 November 2009

Info Olahraga

Masih Buka Pintu Tim Nasional


Meski menunjukkan tren menurun, Indonesia sebenarnya masih menjadi salah satu kiblat bulu tangkis dunia. Buktinya adalah sukses wakil Merah Putih mempertahankan tradisi emas Olimpiade.

Saat ini, Indonesia secara keseluruhan hanya kalah dari Tiongkok. Mereka menguasai tiga supremasi kejuaraan beregu, Piala Thomas, Uber, dan Sudirman. Pada Olimpiade Beijing 2008, mereka sukses memborong tiga emas.

Sukses Tiongkok mendominasi bulu tangkis dunia tidak lepas dari sistem pembinaan terpusat yang mereka buat. Pembinaan pemain dibiayai oleh pemerintah. Ketika sudah jadi bintang, sang pemain juga harus patuh terhadap keputusan asosiasi. Seorang pemain pelatnas bulu tangkis di Tiongkok tidak boleh keluar dari pelatnas jika asosiasi bulu tangkis di sana masih membutuhkan sang pemain. Jika membangkang, hukuman berat -termasuk skors- bisa menimpa sang pemain.

Hal itu berbeda dengan di Indonesia. Pemain pelatnas bisa meninggalkan Cipayung, markas pelatnas, jika memang merasa tidak cocok dengan kondisi di timnas. Awal tahun lalu, beberapa pebulu tangkis papan atas memutuskan meningglkan pelatnas karena tidak mencapai kesepakatan terkait dengan besaran kontrak dari PB PBSI. Salah satunya adalah Vita Marissa. Pemain spesialis ganda itu kini bermain secara mandiri.

Meski sudah meninggalkan pelatnas, bukan berarti pemain-pemain itu tidak punya peluang lagi masuk timnas. Jika permainannya dianggap lebih baik daripada pemain pelatnas, sang pemain akan dipanggil masuk timnas.

Menurut Yacob Rusdianto, Sekjen PBSI, hingga saat ini, hubungan antara PB PBSI dan atlet-atlet mantan pelatnas sangat baik. "Kami masih menganggap mereka sebagai keluarga besar bulu tangkis Indonesia. Kami harap tidak ada yang mengotak-ngotakkan, atlet pelatnas maupun di luar pelatnas," paparnya. "Kalau performa mereka bisa mengalahkan pemain pelatnas, bukan tidak mungkin mereka kembali dipanggil timnas," tambahnya.

Dia menambahkan, para atlet mandiri -seperti Taufik Hidayat, Vita Marissa, atau Alvent Yulianto- masih bisa berprestasi bagus, kendati sudah tidak di pelatnas. Yacob menyatakan, walau sudah menjadi atlet mandiri, mereka masih bisa mempertahankan kondisi dengan baik.

Dia menuturkan, para atlet mandiri itu turut memperkuat bulu tangkis Indonesia. Sebab, di setiap kejuaraan, mereka tetap membawa nama Indonesia. "Kami turut bangga saat mereka berprestasi di setiap kejuaraan. Kami juga siap membantu mereka setiap saat. Terutama dalam hal pendaftaran. Sebab, di bulu tangkis, pendaftaran even internasional harus lewat PBSI," jelasnya.

Yacob menyatakan, hingga saat ini, mereka juga masih sering berlatih di Cipayung, kendati tidak mendapatkan jadwal berlatih khusus di sana. Kebanyakan datang untuk melakukan latihan tanding dengan atlet-atlet pelatnas.

Kendati masih terus berhubungan dengan para pebulu tangkis profesional itu, PBSI tidak akan memaksa mereka kembali ke pelatnas. Sebab, itu adalah pilihan mereka untuk berkarir sebagai pebulu tangkis mandiri. "Mungkin, mereka lebih enjoy bermain di luar (pelatnas). Yang bisa kami lakukan hanya mendukung mereka," jelasnya. (nar/ang)

Sumber : Jawa Pos

Tidak ada komentar: