Selasa, 20 Oktober 2009

News


Dari Catur Menuju Senayan


Berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme, Utut Adianto, merasa terpanggil memperjuangkan idiologi itu melalui lembaga parlemen di Senayan, Jakarta.

Ia bertekad mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara. Utut mengibaratkan dirinya sedang menjelajah hutan belantara, yang sama sekali belum dikenali.

Dari dunia olahraga catur merambah ke panggung politik. Modalnya, pria 44 tahun ini mengaku sejak remaja sebenarnya sudah tertarik dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Waktu itu Utut baru sebatas simpatisan.

"Sekarang momen terbaik. Saatnya untuk cancut taliwanda dan holopis kuntul baris (berbuat sesuatu secara bersama-sama)," ujar pecatur Grand Master International ini kepada Tempo awal pekan lalu.

Jika kelak terpilih, masalah olahraga akan menjadi prioritas perjuangannya di parlemen. Artinya, kata Utut, perhatian setiap cabang olahraga harus proporsional. "Nggak mungkin olahraga sepatu roda pagunya sama dengan badminton. Atau drum band dananya disetarakan dengan sepakbola. Fundamentalnya olahraga adalah pendidikan," tutur Utut.

Menurut dia, olahraga nggak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan tidak harus seseorang meraih gelar S1, S2, dan S3. "Orang ngambil pendidikan S2 dan S3 supaya terpandang di masyarakat. Titel itu hanya pandangan masyarakat," kata sarjana Hubungan Internasional Universita Padjajaran Bandung ini.

Ketika kampanye, Utut terus-terang bilang kepada konstituennya bagaimana cara mengubanh nasib diri sendiri. Kuncinya, menurut dia, menjadi orang hebar dalam profesi apapun. "Jadi petani, penjual gorengan, pegawai dan apa saja mesti hebat," katanya.

Nah, supaya pada 9 April ini tak gemetar saat mencontreng, Utut berpesan kepada calon pemilih untuk berdoa lebih dulu. "Kalau gemeteran pas mau nyontreng, baca bismillah...," pesan ayah Mekar Melati Wewangi dari istrinya, dokter Tri Halmanti, ini.

Tidak ada komentar: